A.
INTRODUKSI SEL
Sel
merupakan satuan kehidupan terkecil yang menyusun tubuh makhluk hidup. Semua organisme terbentuk dari sel, yaitu unit dasar dari
struktur dan fungsi organisme tersebut. Robert Hooke, seorang saintis Inggris,
pertama kali menerangkan dan menamakan sel pada tahun 1665, ketika ia meneliti
suatu irisan dari gabus (kulit batang dari pohon oak dengan menggunakan
mikroskop yang memiliki perbesaran 30 kali. Walaupun meyakini bahwa kotak
kecil, atau ‘sel’, yang ia lihat hanya dimiliki oleh potongan gabus tersebut,
Hooke tidak pernah menyadari betapa pentingnya penemuannya ini.
Hampir dua abad setelah penemuan Hooke dan Leeuwenhoek,
sel akhirnya diakui sebagai unit kehidupan yang terdapat di mana saja oleh
Matthias Schleiden dan Theodor Schwann, dua ahli biologi Jerman.
Dalam kasus klasik tentang penalaran induktif –
pencapaian suatu kesimpulan umum berdasarkan pengamatan-pengamatan khusus –
ini, Schleiden dan Schwann merangkum penelitian mikroskopik mereka sendiri dan
hasil-hasil penelitian saintis lainnya dengan menyimpulkan bahwa semua bentuk
kehidupan tersusun dari sel. Kesimpulan umum ini menjadi dasar bagi teori sel.
Teori ini kemudian dikembangkan untuk memasukkan gagasan bahwa semua sel
berasal dari sel-sel lain. Kemampuan sel untuk membelah diri menghasilkan
sel-sel yang baru adalah dasar bagi semua reproduksi dan bagi pertumbuhan dan
perbaikan organisme-organisme multiseluler, termasuk manusia.
Semua sel diselimuti oleh suatu membran yang mengatur
perjalanan materi antara sel tersebut dan lingkungan sekelilingnya. Setiap sel,
pada tahapan tertentu dalam hidupnya, mengandung DNA, yaitu materi yang dapat
diwariskan yang mengarahkan aktivitas-aktivitas sel tersebut.
B.
ULTRA STRUKTUR SEL
1. Membran sel (membran plasma).
- Merupakan
lapisan pembatas antara inti sel dengan lingkungan luarnya.
- Tersusun
dari Lipoprotein (Lipid dan Protein) yang
bersifat Permeable.
-
Perkiraan komposisi adalah protein 55%,
fosfolipid 25%, kolesterol 13%, lipid lain 4%, dan karbohidrat 3%.
- Fungsi
membran sel :
a. Sebagai
pelindung sel.
b. Mengontrol
atau mengendalikan pertukaran zat antara sitoplasma dengan lingkungannya.
c. Menjadi
tempat reaksi, reaksi terhadap cahaya matahari dan reaksi oksidasi dalam
respirasi.
d. Sebagai
reseptor/penerima rangsangan dari luar, dilaksanakan oleh Glikoprotein.
e. Mengontrol
zat-zat yg akan masuk atau keluar meninggalkan sitoplasma.
-
Membran
sel (membran plasma) terdiri dari 2
lapis Fosfolipid. Setiap molekul Fosfolipid
terdiri kepala dan ekor. Fosfat
(kepala) bersifat Hidrofilik (senang
air) berada di bagian luar. Lipid
(ekor) bersifat Hidrofobik (tidak
senang air) berada di bagian dalam.
- Besifat
semi Permiabel di bagian fosfolipid,
karena yg dapat larut dalam lemak bisa langsung masuk atau sedangkan yg larut
dalam air tidak bisa langsung masuk/butuh proses. Larut dalam lemak : oksigen, alkohol, CO2. Larut dalam air :
ion, glukosa, urea.
a.
Protein Integral/Intrinsik adalah protein yang menjulang atau
menembus membran sel dari lapisan atas hingga ke bawah.
b.
Protein Peripheral/Ektrinsik adalah protein yang berada di lapisan
atas atau bawah dari membran sel.
c.
Fospolipid (lemak yang berikatan denga posfat).
d.
Glikolipid (Lemak yang berikatan dengan
karbohidrat).
e.
Glikoprotein (Protein yang berikatan dengan
karbohidrat).
2. Sitoplama.
- Sitoplasma
adalah Protoplasma yang mengisi
ruangan diantara selaput plasma dengan nukleus.
- Sitoplasma
tersusun atas cairan dan padatan. Cairan sitoplasma adalah Sitosol yg bersifat koloid, sedangkan
padatan sitoplasma adalah Organel.
- Fungsi
Sitoplasma :
a.
Tempat
penyimpanan jenis bahan bereaksi kimia yang digunakan untuk metabolisme sel,
seperti enzim, ion, gula, lemak dan protein.
b.
Tempat
terjadinya metabolisme sistolik.
c.
Fasilitor
untuk organel tertentu agar dapat bergerak.
d.
Tempat
proses pembentukan energi, sintesis lemak, asam amino, protein, dan nukleotida.
Sitoplasma
digunakan sebagai tempat bagi jaringan filamen protein yang disebut sitoskeleton. Sitoskeleton ini akan membantu mempertahankan bentuk dan
konsistensi sel.
3.
Nukleus.
· Megendalikan
semua kegiatan sel.
· Menyimpan
informasi genetika berupa DNA.
· Tempat
sintesis Ribosom.
· Tempat
terjadinya replikasi dan replikasi dari DNA.
4. Sitoskeleton.
· Sebagai
pemberi bentuk sel.
· Pengatur
gerakan sel.
· Tersusun
atas Mikrotobul, Mikrofilamen, Filamen
Intermediet.
5. Ribosom.
· Merupakan
butiran kecil nukleoprotein yang tersebar di dalam sitoplasma.
· Tempat
berlangsungnya sintesis protein.
6. Retikulum Endoplasma.
· Kantung-kantung
pipih dan tabung 2 lapis membran yg meluas dan menutupi sebagian besar
sitoplasma dan berhubungan dengan membran inti.
· Dibagi
menjadi 2 :
- RE
Kasar >> ada ribosomnya, untuk transport protein.
- RE
halus >> tidak ada ribosomnya, untuk transport lipid (lemak)
7. Badan Golgi.
· Kantung
pipih bertumpuk yang tersusun dari ukuran besar hingga ukuran kecil dan terikat
pada membran.
· Untuk
memproses protein dan molekul lain yang akan dibawa keluar sel atau ke membran
sel dan membentuk lisosom.
8. Lisosom.
·
Berbentuk
kantong-kantong kecil dan umumnya berisi enzim pencernaan (hidrolisis) yang
berfungsi dalam peristiwa pencernaan intra sel.
·
Lisosom memiliki
peran dalam peristiwa :
- Pencernaan intrasel : mencerna materi yang diambil secara
fagositosis.
- Eksositosis : pembebasan sekrit keluar sel.
- Autofagi : penghancuran organel sel yang sudah rusak.
- Autolisis : penghancuran diri sel dengan cara melepaskan
enzim pencernaan dari dalam lisosom kedalam sel.
·
Fungsi :
1. Sebagai penghasil dan penyimpan enzim pencernaan seluler.
9. Peroksisom.
· Merupakan
kantong kecil yang berisi enzim katalase, dan organel ini banyak ditemui pada
sel hati.
· Fungsi
:
1. Menguraikan
peroksida (H2O2) yang merupakan sisa metabolisme yang
bersifat toksik menjadi air dan oksigen.
2. Glioksisom
adalah badan mikro pada tumbuhan, berperan dalam proses pengubahan senyawa
lemak menjadi sukrosa.
C.
JENIS SEL
1.
Sel Darah
a.
Definisi sel darah
Darah
adalah cairan yang terdapat pada hewan tingkat tinggi yang berfungsi sebagai
alat transportasi zat seperti oksigen, bahan hasil metabolisme tubuh,
pertahanan tubuh dari serangan kuman, dan lain-lain. Darah merupakan jaringan
khusus yang mengalami sirkulasi, terdiri atas berbagai macam sel yang bersatu
dalam cairan yang disebut plasma.
b.
Jenis sel darah
- Eritrosit (sel darah
merah)
- Leukosit (sel darah
putih)
Leukosit atau sel darah putih adalah salah
satu jenis darah yang bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan
berfungsi untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh
tubuh, misalnya virus atau bakteri. Sel darah putih tidak berwarna,
memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus dinding
kapiler / diapedesis. Dalam keadaan normal terkandung 4x109 hingga 11x109 sel
darah putih di dalam seliter darah manusia dewasa yang sehat -
sekitar 7000-25000 sel per tetes. Dalam kasus leukemia, jumlahnya dapat meningkat hingga 50000 sel
per tetes.
Pada sel darah putih terdapat lima jenis yang
bentuk jumlah dan fungsinya berbeda yaitu :
a.
Basofil
b.
Eosinofil
c.
Neutrofil
d.
Limfosit
e.
Monosit
- Trombosit (keping
darah)
Trombosit atau keping darah adalah fragmen
sel yang tersirkulasi dalam darah yang terlibat dalam mekanisme hemostatis
tingkat sel yang menimbulkan pembekuan darah. Jumlah keeping darah yang sedikit
dapat menyebabkan pendarahan, sedangkan jumlah yang tinggi dapat meningkatkan
resiko thrombosis. Trombosit memiliki bentuk yang tidak teratur, tidak
berwarna, tidak berinti, berukuran lebih kecil dari eritrosit dan leukosit.
Serta mudah pecah bila tersentuh benda kasar. Jumlah trombosit 20.000 – 30.000
keping/mm3 darah. Trombosit merupakan sumber trombokinase yang penting
dalam pembekuan darah.
1.
Sel Epitel
a.
Definisi sel epitel
Jaringan epitel merupakan jaringan yang
membatasi tubuh dan lingkungannya, baik di sebelah luar maupun dalam. Jaringan
epitel berasal dari spesialisasi lapisan ectoderm. Jaringan epitel yang melapisi
luar tubuh disebut epidermis. Yang membatasi rongga dalam disebut endodermis,
sedangkan yang membatasi rongga disebut mesoderm. Jaringan epitel sederhana
hanya terdiri dari satu lapis sel.
b.
Jenis sel epitel
- Berdasarkan strukturnya
dibagi menjadi :
·
Epitel pipih >>
berbentuk pipih dengan nukleus bulat di tengah sel.
·
Epitel batang
>> berbentuk batang dengan nukleus bulat di dasar sel.
·
Epitel kubus >>
berbentuk kubus dengan nukleus bulat besar di tenagh.
- Berdasarkan lapisan
penyusunnya dibagi menjadi :
·
Epitel pipih selapis,
fungsi : untuk proses filtrasi,
sekresi, difusi, osmosis.
·
Epitel pipih
berlapis, fungsi : sebagai pelindung
dan penghasil mukus.
·
Epitel batang
selapis, fungsi : untuk proses
sekresi, penyerapan (absorbsi), penghasil mukus, pelicin/pelumas permukaan
saluran.
·
Epitel batang
berlapis banyak, fungsi : untuk
proses sekresi (penghasil mukus), untuk ekskresi (kelenjar ludah dan kelenjar
susu).
·
Epitel kubus selapis,
fungsi : untuk tempat sekresi.
·
Epitel kubuh berlapis
banyak, fungsi : untuk pelindung
dari gesekan.
·
Epitel transisi, contoh : kelenjar adrenal, timus, dan
tiroid.
2.
Sel Jaringan Ikat
Memiliki 2 komponen dasar :
a. Matriks
Matriks
sendiri masih terbagi lagi menjadi 2 yaitu serat dan bahan dasar. Untuk
seratnya ada 3 macam semuanya terbuat dari protein, jika tidak terbuat dari
kolagen ya elastin. Ketiga macam serat itu adalah serat kolagen, serat elastin,
dan serat retikulin. Karakter seratnya dapat dilihat dari beberapa apek. Aspek
yang pertama adalah protein penyusunnya.
Kemudian
untuk membedakan antara kolagen dan retikuler adalah mana yang lebih tipis,
dalam hal ini retikuler lebih tipis seratnya dan lebih pendek. Yang kedua serat
retikuler masih dilapisi oleh glikoprotein. Aspek yang kedua untuk membedakan
ketiga serat adalah dari warnanya:
· Serabut
kolagen berwana putih
· Serabut
elastin berwarna kuning
b. Bahan dasar
Bahan
dasar dari matrik terbuat dari mukoolisakarida sulfat dan asam
hialuronat.
Sel-sel
jaringan ikat yang menyusun jaringan ikat antara lain adalah:
- Fibroblast :
berfungsi untuk mensintesis protein yang menyusun serat matriks.
- Makrofag
: berfungsi dalam hal fagositosis me”makan” sel bakteri.
- Sel
darah : berfungsi untuk sirkulasi gas dan makanan, juga pertahanan tubuh
terhadap antigen.
- Sel
tiang : berfungsi menghasilkan histamin
dan heparin. Histamin
berperan dalam meningkatkan permeabilitas membran bagi sel darah putih untuk
dapat melakukan diapedesis ke jaringan yang diserang antigen. Heparin berperan daam anti koagulan
dengan mekanisme menghambat pembentukan trombin dari protrombin.
- Sel
lemak : berfungsi untuk menyimpan lemak.
Jadi
secara keseluruhan jaringan ikat pasti tersusun atas serat bersama salah satu
selnya. Karakter umum jaringan ikat antara lain:
a. Banyak
dijumpai pada tubuh.
b. Sel
dari jaringan ikat tidak tersusun berdekatan, tapi dihubungkan oleh matriks
c. Matriks
merupakan penyusun dasar jaringan ikat yang terbuat dari serat protein yang
susunannya beragam dan komposisi yang bervariasi.
d. Komposisi
matriks menentukan macam dan karakter jaringan ikat dari fluid hingga keras.
3.
Sel Jaringan Otot
Otot adalah sebuah jaringan dalam tubuh manusia dan hewan yang
berfungsi sebagai alat gerak aktif yang menggerakkan tulang. Otot
diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu otot lurik, otot polos dan otot
jantung.
Jaringan
Otot - Jaringan otot tersusun atas sel-sel
otot. Jaringan ini berfungsi melakukan pergerakan pada berbagai
bagian tubuh. Kurang lebih 40% berat tubuh mamalia merupakan jaringan
otot. Jaringan otot dapat dibagi menjadi jaringan otot polos,
otot lurik (seran lintang), dan otot jantung.
a.
Jaringan Otot Polos
-
Otot
polos mempunyai bentuk sel seperti gelendong, bagian tengah besar, dan
ujungnya meruncing.
- Dalam
setiap sel otot polos terdapat satu inti sel yang terletak di tengah
dan bentuknya pipih.
- Bekerja
secara tidak sadar (Involunter).
- Kontraksi
otot polos lambat terhadap rangsangan dan mudah lelah.
- Terletak
pada organ-organ dalam (usus, saluran
peredaran darah, otot di saluran kemih).
- Berfungsi
mempertahankan postur tubuh.
a.
Jaringan Otok Lurik (seran lintang)
-
Otot lurik mempunyai bentuk sel seperti
silindris / serabut panjang, mempunyai banyak inti dan terletak di
bagian tepi sarkoplasma.
-
Otot lurik bekerja di bawah kehendak
(otot sadar).
-
Kontraksi otot lurik cepat tetapi tidak
teratur dan mudah lelah.
-
Terletak di rangka tubuh (Bisep & Trisep), lidah, bibir, dan diafragma.
-
Berfungsi sebagai alat gerak aktif karena
dapat berkontraksi secara cepat dan kuat sehingga dapat menggerakkan tulang dan
tubuh.
a.
Jaringan Otok Jantung
-
Otok jantung mempunyai bentuk sel seperti
silindris / serabut pendek dan bercabang.
-
Mempunyai
satu inti dan terletak di bagian tengah sarkoplasma.
-
Otot jantung bekerja di luar kehendak
(otot tidak sadar).
-
Kontraksi otot jantung berlangsung secara
otomatis, teratur, tidak pernah lelah, dan bereaksi lambat.
-
Terletak di Jantung.
-
Berfungsi memompa darah keseluruh tubuh.
1.
Sel Jaringan Saraf
Jaringan
saraf tersusun oleh sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron ini banyak dan
bercabang-cabang, menghubungkan jaringan satu dengan yang lain. Setiap sel
saraf terdiri atas badan sel saraf, akson (neurit), dendrit, dan selubung
saraf. Badan sel-sel saraf kemudian berkumpul membentuk ganglion.
Ganglion-ganglion ini letaknya hanya pada tempat tertentu, yaitu di kiri dan
kanan sumsum tulang belakang.
Berdasarkan
cara neuron mengirimkan rangsang, neuron dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1) Neuron aferen,
Saraf sensorik bertugas menghantarkan rangsang dari organ penerima rangsang
(reseptor) ke pusat susunan saraf yaitu otak dan sumsum tulang belakang.
Sekelompok badan sel neuron sensorik berkumpul membentuk ganglion yang
berlanjut ke sumsum tulang belakang. Akson euron sensori membawa rangsangan
menuju ke jaringan saraf pusat, baik sum-sum tulang belakang atau otak. Oleh
karena itu, penerima rangsang ini sering disebut juga neuron sensorik.
2) Neuron intermedier,
penghubung antara neuron aferen dan neuron eferen. Neuron intermedier terdapat
di sistem saraf pusat. Neuron intermedier meneruskan rangsang dari neuron
aferen ke neuron eferen, atau ke neuron intermedier yang lain.
3) Neuron
eferen, meneruskan impuls saraf yang diterima dari neuron intermedier.
Pesan yang dikirim menentukan tanggapan tubuh terhadap rangsang yang diterima
oleh neuron aferen. Dendrit dari neuron eferen menempel di otot sehingga sering
disebut juga neuron motorik.
D.
FUNGSI SPESIFIK SEL
1.
Sel darah
- Eritrosit (sel darah
merah)
Fungsinya
mengikat oksigen dari paru–paru untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh dan
mengikat karbon dioksida dari jaringan tubuh untuk dikeluarkan melalui
paru–paru.
- Leukosit (sel darah
putih)
Sel
darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit
infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh.
- Trombosit (keping
darah)
Fungsi
utama adalah pembentukan sumbat mekanis selama respon hemostatik normal
terhadap luka vaskular.Selain itu punya protein stabilisasi fibrin, penggandaan
sel endotel setelah rusak, penyimpanan ion kalsium.
2.
Sel epitel
Fungsi
utamanya melindungi dan sekaligus mempunyai sifat semipermeable.
1) Absorpsi,
sel yang melakukan absorpsi mempunyai emofili sitokleton, sel bersilia
dipermukaan usus halus.
2) Sekresi
(saluran keluar tapi diakai lagi,(hormon), keringat, empedu, pencernaan,
pancreas, hati. Sel sekresi : RER dan Golgi yang banyak dihasilkan di dalam
sitoplasma, empedu, hati, argumin, lambung/ stomash fredikel.
3) Pergerakan.
4) Ekskresi
(saluran keluar tapi tidak dibutuhkan lagi)
3.
Sel jaringan ikat
Sel-sel
jaringan ikat yang menyusun jaringan ikat antara lain adalah :
1) Fibroblast :
berfungsi untuk mensintesis protein yang menyusun serat matriks.
2) Makrofag
: berfungsi dalam hal fagositosis me”makan” sel bakteri.
3) Sel
darah : berfungsi untuk sirkulasi gas dan makanan, juga pertahanan tubuh
terhadap antigen.
4) Sel
tiang : berfungsi menghasilkan histamin dan heparin. Histamin berperan
dalam meningkatkan permeabilitas membran bagi sel darah putih untuk dapat
melakukan diapedesis ke jaringan yang diserang antigen. Heparin berperan daam
anti koagulan dengan mekanisme menghambat pembentukan trombin dari protrombin.
5) Sel
lemak : berfungsi untuk menyimpan lemak.
4.
Sel jaringan otot
1) Otot
polos
Fungsi
otot polos adalah menggerakkan organ dalam tubuh yang bergerak secara tak sadar
tidak bekerja pada jantung.
2) Otot
lurik
Fungsi otot lurik untuk menggerakkan tulang
dan melindungi kerangka dari benturan keras.
3) Otot
jantung.
Fungsi
otot jantung adalah untuk memompa darah ke luar jantung
5.
Sel jaringan saraf
Ada
tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya,
yaitu :
1) Sel
saraf sensorik, adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari
reseptor yaitu alat indera.
2) Sel
saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke
efektor yaitu otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan berasal atau
diterima dari otak dan sumsum tulang belakang.
3) Sel
saraf penghubung, adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf satu
dengan sel saraf lainnya.
E.
TRANSPORT TRANS MEMBRAN
1.
Transport Pasif
Transport pasif adalah transport yang tidak membutuhkan
energi. Yang termasuk transport pasif adalah Difusi dan Osmosis.
a.
Difusi
- Difusi adalah gerakan atau perpindahan zat secara acak
dari daerah / bagian konsentrasi tinggi
(Hipertonik) ke bagian yang berkonsentrasi
rendah (Hipotonik).
- Zat-zat terlarut berupa partikel-partikel, atom, dan
molekul yang berupa gas, cair, atau zat-zat padat akan berdifusi menurun sesuai
gradean konsentrasinya. Difusi akan
berhenti ketika larutan telah mencapai keseimbangan (isotonis).
- Difusi dibagi menjadi 2 :
·
Difusi sederhana
Difusi yaitu peristiwa
berpindahnya zat pelarut dari yang berkonsentrasi tinggi ke zat yang
memiliki konsentrasi rendah. Proses perpindahan ini akan berhenti ketika
kerapatan dalam ruangan menjadi rata. Analisa proses difusi adalah seperti
menyebarnya molekul gula pada cairan teh yang tawar.
Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi kecepatan proses difusi, yaitu :
1. Ukuran partikel, semakin kecil bentuk
partikel maka proses difusi akan semakin cepat.
2. Ketebalan membran, semakin tebal lapisan
membran maka proses difusi akan semakin lambat.
3. Suhu, semakin tinggi suhu suatu
partikel maka proses difusi akan semakin cepat.
4. Luas suatu area, semakin luas area difusi
maka proses difusi akan semakin cepat.
·
Difusi terfasilitasi
Difusi
terfasilitasi yaitu proses difusi yang dibantu oleh protein pembawa seperti
proses pengangkutan glukosa dari lumen usus ke dalam pembuluh darah usus halus.
Caranya, glukosa akan diikat oleh protein pembawa lalu protein pembawa akan
mengubah bentuknya dan mendorong glukosa ke dalam sel. Setelah itu protein
pembawa akan kembali ke bentuk yang semula.
a.
Osmosis
Osmosis adalah perpindahan air atau zat pelarut dari
larutan yang konsentrasinya rendah ke
larutan yang konsentrasinya tinggi
melalui membran semipermeabel.
Karena
membran sel bersifat semipermeabel maka zat terbagi menjadi dua, yaitu:
-
Zat yang dapat melewati membran sel
(bersifat permeabel).
Zat yang dapat melewati membran bermacam macam, yaitu zat zat terntentu yang larut dalam lemak, zat yang tidak bermuatan (netral), asam amino, asam lemak, gliserol, gula sederhana, dan air. Zat yang berelektrolit lemah lebih cepat melalui membran daripada zat yang berelektorlit kuat.
Zat yang dapat melewati membran bermacam macam, yaitu zat zat terntentu yang larut dalam lemak, zat yang tidak bermuatan (netral), asam amino, asam lemak, gliserol, gula sederhana, dan air. Zat yang berelektrolit lemah lebih cepat melalui membran daripada zat yang berelektorlit kuat.
-
Zat yang tidak dapat melewati membran
sel (bersifat impermeabel)
Zat yang tidak dapat melewati membran yaitu zat gula protein, zat yang larut dalam pelarut organik, dan zat yang berukuran besar.
Zat yang tidak dapat melewati membran yaitu zat gula protein, zat yang larut dalam pelarut organik, dan zat yang berukuran besar.
Ada
beberapa kemungkinan yang akan dialami oleh sel akibat peristiwa osmosisi, yaitu
1.
Krenasi >> Jika sel darah merah
diletakan dalam suatu larutan hipertonik
(lebih pekat), air yang terdapat dalam sel darah akan ditarik keluar dari
sel sehingga sel mengerut dan rusak.
2.
Hemolisis >>
jika sel darah merah diletakan dalam suatu larutan yang
bersifat hipotonik (lebih encer), air dari larutan tersebut akan ditarik masuk
kedalam sel darah sehingga sel mengembang dan pecah.
3.
Plasmolisis
>> jika konsentrasi larutan sel lebih rendah
dibandingkan konsentrasi lingkungan sekitarnya, maka air akan bergerak keluar
meninggalkan sel secara otomatis, akibatnya sel akan menyusut dan mati.
4. Turgid >>
jika konsentrasi sel larutan lebih tinggi dibandingkan konsentrasi lingkungan
sekitarnya, maka air akan bergerak masuk kedalam sel secara otomatis, akibatnya
sel akan membengkak dan pecah, kecuali pada sel tumbuhan hanya menggelembung
dan menegang.
5. Lisis >> Lisis
adalah peristiwa robeknya membran plasma sel. Lisis terjadi apabila sel
terjsebut berada pada larutan hipotonis.
1.
Transport Aktif
Transport aktif adalah transport yang membutuhkan energi
untuk keluar atau masuknya ion atau molekul zat melalui membran plasma.
Proses transpor aktif makromolekul dapat terjadi melalui Endositosis dan Eksositosis.
a.
Endositosis
- Endositosis adalah peristiwa masuknya zat ke dalam sitoplasma melalui membran sel.
- Endositosis pada sel dapat berlangsung melalui Fagositosis dan Pionositosis.
- Fagositosis >> masuknya zat padat melalui membran kedalam sel.
Contoh : panangkapan kuman oleh sel darah putih atau penangkapan bakteri oleh Amoeba.
- Pinositosis >> zat yang masuk melalui membran sel berupa benda
cair.
b.
Eksositosis
- Eksositosis adalah peristiwa mengeluarkan zat melalui membran dari sel atau organel.
- Eksositosis terjadi dalam beberapa sel kelenjar atau
sekresi, yaitu sel-sel kelenjar pencernaan yang menghasilkan getah pencernaan.
A.
REPRODUKSI SEL
1. Definisi reproduksi sel
Reproduksi sel adalah proses memperbanyak jumlah sel dengan
cara membelah diri, baik pada organisme uniseluler maupun multiseluler.
Pembelahan sel pada organisme uniseluler merupakan suatu cara bagi organisme
tersebut untuk melestarikan jenisnya. Sedangkan, bagi organisme multiseluler,
pembelahan sel menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan organisme. Misalnya,
pada manusia, sel-sel memperbanyak diri sehingga tubuh manusia tersebut menjadi
besar dan tinggi. Selain itu, reproduksi sel pada organisme multiseluler juga
menghasilkan sel-sel gamet yang berguna pada saat perbanyakan secara generatif
(reproduksi organisme melalui proses perkawinan). Reproduksi sel merupakan
proses penggandaan materi genetik (DNA) yang terdapat di dalam nukleus.
Sehingga, menghasilkan sel-sel anakan yang memiliki materi genetik yang sama.
2. Tujuan reproduksi sel
a. Perbanyakan
sel sehingga terjadi pertumbuhan.
b. Pembentukan
sel baru yang berbeda dari induknya.
c. Pembentukan
sel baru yang tentu lebih muda dan sama dengan yang sebelumnya.
d. Pembentukan
Jaringan.
e. Regenerasi
sel.
f. Pembentukan
individu baru dan lain-lain.
3. Bentuk-bentuk pembelahan sel
A. Pembelahan langsung (amitosis /
pembelahan biner)
Pada organisme uniseluler misalnya bakteri, protozoa dan
ganggang bersel satu, terjadi proses pembelahan secara langsung, yang artinya
proses pembelahan itu tidak melalui tahapan-tahapan pembelahan. Pembelahan itu
dikenal juga dengan pembelahan amitosis.
Setiap sel membelah menjadi dua sel yang sama (identik)
sehingga disebut juga pembelahan biner. Pembelahan biner terjadi misalnya pada
perkembangbiakan amoeba.
Pada proses pembelahan langsung ini setiap sel anak mewarisi
sifat-sifat induknya. Dengan kata lain, pembelahan langsung senantiasa
menghasilkan keturunan yang identik. Prosesnya didahului oleh pembelahan inti
menjadi dua, diikuti oleh pembelahan sitoplasma dan akhirnya sel itu terbagi
menjadi dua sel anak.
B. Pembelahan tidak langsung (motosis dan
meiosis)
Pembelahan sel yang terjadi melalui tahap-tahap pembelahan.
Dilakukan oleh organisme eukariotik seperti sel hewan, sel tumbuhan dan sel
manusia, yang tentu mereka semuanya punya lebih dari satu sel ( multicelluler).
a) Pembelahan Mitosis
Mitosis adalah cara reproduksi sel dimana sel membelah
melalui tahap-tahap yang teratur, yaitu Profase Metafase-Anafase-Telofase.
Antara tahap telofase ke tahap profase berikutnya terdapat masa istirahat sel
yang dinamakan Interfase (tahap ini tidak termasuk tahap pembelahan sel). Pada
tahap interfase inti sel melakukan sintesis bahan-bahan inti.
§ Tahapan
pembelahan Mitosis >> I-P-M-A-T interfase dulu baru P-M-A-T lagi
berikutnya.
1) Interfase
Merupakan fase istirahat dari pembelahan sel. Namun tidak
berarti sel tidak beraktifitas justru tahap ini merupakan tahapn yang paling
aktif dan penting untuk mempersiapkan pembelahan. Terbagi atas tiga fase,
yaitu:
1. Fase G1 (growth 1/pertumbuhan 1).
2. Fase S (Sintesis).
3. Fase G2 (Growth 2/Pertumbuhan 2).
Merupakan fase yang didalamnya terjadi proses
sintesis protein. Pada fase ini sel siap untuk mengadakan pembelahan
Sekali lagi bahwa fase Mitosis tidak diawali dengan
Interfase tetapi Fase Profase , karena Interfase merupakan persiapan mitosis ,
merupakan fase istirahat sel tidak membelah. Sedangkan Mitosis itu Fase sel
melakukan pembelahan / reproduksi .
1) Profase
Merupakan tahap awal dari
pembelahan sel secara mitosis maupun miosis , yang ditandai dengan:
1. Kromatin
memendek dan menebal membentuk kromosom , kemudian kromosom mengganda membentuk
kromatida.
2. Membran
nukleus dan nukleolus (anak inti) menghilang
3. Sentriol
memisah diri menuju kutub yang berlawanan.
4. Benang
spindel yang keluar dari masing masing sentriol pada kutub berbeda mengatur
diri memegang masing kromatid yang tidak teratur itu.
5. Segera
mendorong kromatid yang terbengkalai itu menjadi sangat teratur menuju ke
bidang equator.
2) Metafase
Tahap ini ditandai dengan :
1.
Kromatid / kromosom mengatur diri pada bidang equator
/ bidang pembelahan berhadap hadapan.
2.
Setiap sentromer memiliki dua kinetokor yang
masing-masing dikaitkan oleh benang spindle.
3.
Tentu Kromosom yang berhadapan itu sudah membawa sandi
genetik yang sama karena memang visinya membentuk 2 sel yang sama.
3) Anafase
Tahap ini ditandai dengan:
1.
Kedua kromatid berpisah menuju kutub yang berlawanan.
2.
Keadaan sel jadi memanjang , membran sel melekuk, pada
akhir anaphase.
3.
Pada fase ini tentu set kromosom terjadi pemisahan /
pengurangan dari tetrad kromosom ketika berhadapan pada fase metafase terpisah
menjadi masing masing 2n (diploid).
4) Telofase
Tahap ini ditandai dengan :
1.
Kromosom / kromatid telah sampai di kutub-kutub yang
berlawanan.
2.
Terbentuk sekat pemisah sehingga sel terlihat
terbentuk 2 sel dengan masing masing 1 inti.
3.
Membran nukleus terbentuk membungkus kromosom dan
nukleolus mulai tampak.
4.
Kromosom menipis dan memanjang menjadi kromatin dan
akhirnya tak terlihat lagi.
5.
Terjadi sitokinesis (Membran plasma melekuk) yang di
dahului oleh Karyokinesis (inti jadi 2) dan akhirnya terlihat sel membelah
menjadi 2
a) Pembelahan Meiosis (pembelahan reduksi)
Pembelahan ini terjadi bukan di sel kelamin namun di kelenjar
kelamin seperti testes atau ovarium dimana pembelahan untuk membentuk sel
kelamin (n)dari sel tubuh (2n /diploid) , sel tubuh yang membentuk tidak
sembarangan sel tubuh tetapi sel induk kelamin atau induk sperma /induk ovum
yang mempunyai nama latin Spermatogonium /Oogonium kedua induk itu terus
dibentuk namun jelas secara mitosis ( 2n -2n).
§ Tahapan
pembelahan meiosis
o
MEIOSIS
1
1) Profase 1
Profase I merupakan tahap
terpanjang dan dibandingkan tahapan meiosis 1 lain. Benang-benang
kromatin semakin menebal dan pendek, membentuk kromosom. Kromosom menggandakan
diri, jumlahnya dua kali lipat. Kromosom yang homolog berpasangan membentuk
sinapsis. Pasangan kromosom yang homolog itu tersusun atas 4 kromatid sehingga
disebut tetrad. Karena kromatid saling menempel, maka ada kemungkinan terjadi
tukar menukar gen antara kromatid-kromatid tersebut. Peristiwa tukar menukar
gen ini disebut pindah silang.
Pada profase I terjadi beberpa
tahapan, yaitu sebagai berikut.
* Leptonema (leptoten), kromatin
membentuk kromosom.
* Zigonema (zigoten), terbentuk
pasangan kromosom homolog.
* Pakinema (pakiten), kromosom
mengganda menjadi 2 kromatid.
*Diplonema (diploten), kromatid
menebal, membesar, rapat, dan bergandengan.
* Diaknesis, terjadi pindah
silang rekombinasi gen, dan sentriol berpisah.
2) Metafase 1
Pasangan
kromosom homolog /tetrad berada didaerah ekuator. Pasangan kromosom homolog itu
mengatur diri di daerah ekuator sehingga dari pasangan kromosom homolog
mengarah ke kutub yang satu dan setengah pasangan kromosom homolog mengarah ke
kutub yang lain. Sentrosom menuju ke kutub dan mengeluarkan benang-benang
spindel.
3) Anafase 1
Kromosom
bergerak menuju ke kutub masing-masing. Tidak seperti pada mitosis mengalami
pembelahan sentromer, pada meiosis tidak terjadi pembelahan sentromer. Akibatnya,
setiap kromosom yang bergerak menuju ke kutub sel itu mash mengandung dua
kromatid atau masih berpasangan.
4) Telofase 1
Setelah
kromosom yang berpasangan tiba dikutub masing-masing, terbentuklah membran
nukleus, yang diikuti pula oleh proses sitokenesis (pembelahan sitiplasma sel).
Kini terbentuk dua sel anak, setiap sel mengandung n kromosom sehingga pada
akhir telofase I terbentuk dua sel anak yang haploid. Pada saat ini, sel sudah
siap memasuki pembelaha meiosis II.
o
MEIOSIS
2
1) Profase 2
Pada fase awal, benang kromatin menebal dan memendek
membentuk kromosom. Pada fase ini tidak terjadi proses penggandaan kromosom
sehingga jumlah set kromosom tetap.
2) Metafase 2
Kromosom mengumpul di daearah ekuator. Setengah kromosom
mengarah ke kutub masing-masing. Sentromer terbagi dua, masing-masing mengarah
ke kutu, sehingga tempat melekatnya kromosom pada benang-benang sppindel ,
seperti pada mitosis.
3) Anafase 2
Kromosom bergerak menuju ke kutub masing-masing.
4) Telofase 2
Setelah kromosom sampai di kutub
masing-masing, terbentuklah membran inti. Tiap – tiap inti mengandung n
kromosom(sel haploid). Akhirnya diikuti oleh proses sitokinesis sehingga
seluruhnya terbentuk empat sel anak haploid.
a) Perbedaan meiosis dan mitosis
Pembeda
|
Mitosis
|
Meiosis
|
Tahap pembelahan
|
Satu kali
|
Dua kali
|
Jumlah sel anak
|
Dua sel
|
Empat sel
|
Jumlah kromosom sel anak
|
Sama dengan sel induk
|
Setengah dari sel anak
|
Sifat kromosom anak
|
Diploid (2n)
|
Haploid (n)
|
Tempat pembelahan
|
Sel tubuh
|
Sel kelamin
|
1. Proses pembentukan gamet
Gametogenesis adalah proses pembentukkan sel-sel gamet, yang
terjadi secara meiosis di dalam alat perkembangbiakan. Gametogenesis terjadi
pada organisme dewasa. Pada hewan dan manusia gametogenesis terjadi di testis
dan ovarium.
1) Spermatogenesis
Merupakan proses pembentukkan sperma yang terjadi di dalam
testis. Sel kelamin jantan atau spermatozoid (sperma) berbentuk kecil, lonjong,
dan berflagela dan secara keseluruhan bentuknya menyerupai kecebong. Flagela
tersebut digunakan sebagai alat gerak di dalam medium cair.
o
Tahap Spermatogenesis
1.
Spermatogonium mengalami mitosis menjadi
spermatosit primer (sel sperma primer)
2.
Spermatosit primer mengalami meiosis 1
menjadi 2 sel spermatosit sekunder (haploid).
3.
Tiap-tiap sel spermatosit sekunder
mengalami meiosis 2 sehingga terbentuk 4 sel spermatid yang sama besar dan
haploid.
4.
Mula-mula spermatid berbentuk bulat,
kemudian tumbuh menjadi sel sperma yang berflagela dan dapat bergerak aktif
2) Oogenesis
Sel telur atau ovum adalah sel kelamin betina. Bentuknya
lebih besar dari pada sperma dan tidak dapat bergerak (pasif). Sel telur
dihasilkan oleh sepasang ovarium atau kelenjar telur, kiri dan kanan. Berbeda
dengan testis yang berada di luar tubuh, ovarium berada di dalam rongga tubuh,
di sekitar pinggang.
o
Tahapan Oogenesis
1.
Oogonium mengalami pembelahan meiosis 1 menjadi oosti
primer.
2.
Pada masa meiosis 1, Oosit membelah menjadi 2 sel yang
tidak sama yaitu satu berukuran besar (Oosit sekunder) yang satunya berukuran
kecil (Badan kutub pertama).
3.
Pada masa meiosis 2, Oosit sekunder membelah menjadi 2
sel yang tidak sama besarnya. Yang satunya berukuran besar (Ootid yang
mengandung nukleus, kuning telur dan sitoplasma) dan yang satunya berukuran
kecil (Badan kutub kedua).
4.
Badan kutub pertama mengalami meiosis 2 membentuk 2 sel
kecil badan kutub kedua.
Pada akhir meiosis 2, berbentuk 4 sel yaitu 1
sel besar Ootid dan 3 sel kecil badan kutub (polosit).
1) Perbedaan Spermatogenesis dan Oogenesis
· jumlah
sel anakan yang fungsiona.
· Ukurannya.
· Tempat
terjadinya
2) Persamaan spermatogenesis dan Oogenesis
·
Meiosis.
·
Membentuk kromosom haploid.
·
Membentuk 4 sel anakan.
· Harus terjadi pada individu dewasa.
G. GENETIKA
Genetika (ilmu keturunan) adalah cabang dari ilmu hayat yang mempelajari turun temurunnya sifat-sifat induk atau orang tua kepada keturunannya. Genetika memiliki beberapa cabang di antaranya: genetika sel, genetika manusia, genetika mikrobia, genetika molekuler, genetika biokimia, genetika fisiologi, genetika farmasi, genetika populasi, genetika kuantitatif, genetika tumbuhan, genetika hewan, genetika konseling, eugenika (usaha untuk mendapatkan keturunan yang lebih baik), dan sebagainya.
1. Kromosom
o Morfologi Kromosom
Jika kita mengambil salah satu sel somatis (sel tubuh), misalnya sel kulit, sel darah putih, sel otot, sel saraf atau sel lainnya yang memiliki nukleus, maka di dalam nukleus sel tersebut akan kita dapati 46 kromosom. Ternyata dari ke-46 kromosom tadi ada pasangan-pasangan kromosom dengan morfologi yang serupa, sehingga dikenal pasangan ke-1, pasangan ke-2, pasangan ke-3 dan seterusnya sampai dengan pasangan ke-23. Pasangan kromosom ke-1 sampai dengan ke-22 dinamakan autosom (kromosom somatis), sedangkan pasangan ke-23 dinamakan gonosom (kromosom seks). Sepasang gonosom ini, pada wanita lazim diberi simbol XX, sedangkan pada pria lazim diberi simbol XY. Agar lebih jelas perhatikan Gambar 9 yang menjelaskan morfologi kromosom saat sel tidak sedang membelah dan bandingkan dengan Gambar 10 yang menjelaskan morfologi kromosom pada saat sel akan membelah, dengan DNA telah mengalami replikasi sehingga menjadi ganda.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa secara sistematis morfologi kromosom membagi kromosom pada sel somatis menjadi 2 tipe, yaitu:
1. Autosom (kromosom somatis), berjumlah 22 pasang (44 buah) dan tidak berhubungan dengan penentuan jenis kelamin.
2. Gonosom (kromosom seks), berjumlah sepasang (2 buah), yaitu X dan X untuk wanita serta X dan Y untuk pria. Kromosom ini berhubungan dengan penentuan jenis kelamin.
Gender
|
Kromosom sel somatis
|
Kromosom sel kelamin
|
Wanita
|
46XX
44 autosom, 2 gonosom
|
23X
22 autosom, 1 gonosom
|
Pria
|
46XY
44 autosom, 2 gonosom
|
23X
atau
23Y
22 otosom, 1 gonosom
|
H. HOMEOSTATIS
Homeostatis adalah Proses yang terjkadi dalam organism hidup untuk mempertahankan lingkungan intern ini dalam kondisi agar optimal bagi kehidupan organisme. Jadi, kesimpulan dari homeostasis adalah Suatu proses perubahan yang terus menerus atau suatu keadaan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dalam menghadapi kondisi yang dialaminya yang sifatnya dinamis yang berlangsung secara konstan, dan terjadi pada setiap organisme.
Proses homeostasis ini dapat terjadi apabila tubuh mengalamai stress sehingga tubuh secara alamiyah akan melakukam mekanisme pertahanan diri untuk menjaga kondisisi nyang seimbang.
Homeostasis yang terdapat dalam tubuh manusia dapat dikendalikan oleh suatu system endokrim dan saraf otonom. Secara alamiah proses homeostasis dapat terjadi dalam tubuh manusia.
Homeostasis penting bagi kelangsungan hidup sel, sebagai bagian dari sistem yang terorganisasi, memberi kontribusi bagi homeostasis
Sel-sel tubuh dapat hidup dan berfungsi hanya jika dibasuh oleh cairan ekstra sel yang cocok bagi kelangsungan hidup mereka, dengan demikian komposisi kimiawi dan keadaan fisik lingkungan internal hanya diperbolehkan menyimpang dalam batas-batas yang sempit. Sewaktu sel mengeluarkan zat-zat gizi dan O2 dari lingkungan internal, bahan-bahan esensial ini harus secara terus menerus dilengkapi lagi agar proses sel mempertahankan hidupnya yang berlangsung terus menerus dapat berlanjut.
Fungsi-fungsi yang dilakukan oleh setiap sistem tubuh ikut berperan dalam mempertahankan homeostasis, sehingga lingkungan yang diperlukan untuk kelangsungan hidup dan fungsi semua sel yang membentuk tubuh dapat dipertahankan.
Faktor-faktor lingkungan internal yang harus dipertahankan secara homeostasis:
1) Konsentrasi molekul zat-zat gizi.
2) Konsentrasi O2 dan CO2.
3) Konsentrasi zat-zat sisa.
4) pH.
5) Konsentrasi garam-garam, air, dan elektrolit-elektrolit lain.
6) Suhu.
7) Volume dan tekanan.
Terdapat sebelas sistem tubuh utama yang berkontribusi terpenting dalam untuk homeostasis
1) Sistem sirkulasi adalah sistem transportasi yang membawa berbagai zat.
2) Sistem pencernaan, menguraikan makanan menjadi molekul-molekul kecil zat gizi yang dapat diserap kedalam plasma untuk didistribusikan keseluruh tubuh.
3) Sistem respirasi, mengambil O2 dari dan mengeluarkan CO2 ke lingkungan eksternal.
4) Sistem kemih, mengeluarkan kelebihan garam, air, dan elektrolit lain dari plasma melalui urin, bersama zat-zat sisa selain CO2.
5) Sistem rangka, memberi penunjang dan proteksi bagi jaringan lunak dan organ-organ. Sistem ini juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan kalsium(Ca++).
6) Sistem otot, menggerakan tulang-tulang yang melekat kepadanya. Sistem ini memungkinkan individu mendekati makanan dan menjauhi bahaya. Panas yang dihasilkan oleh kontraksi otot penting untuk mengatur suhu.
7) Sistem integumen, sebagai sawar protektif bagian luar yang mencegah cairan internal keluar dari tubuh dan mikroorganisme asing masuk ke dalam tubuh. Sistem ini juga penting dalam mengatur suhu tubuh.
8) Sistem imun, mempertahankan tubuh dari serangan benda asing dan sel-sel tubuh yang telah menjadi kanker. Sistem ini juga mempermudah jalan untuk perbaikan dan penggantian sel yang tua atau cedera.
9) Sistem saraf adalah salah satu dari dua sistem pengatur(kontrol) utama tubuh. Sistem ini sangat penting terutama untukmendeteksi dan mencetuskan reaksi terhadap berbagai perubahan lingkungan intrnal. Sistem ini juga bertanggung jawab atas fungsi lain yang lebih tinggi yang tidak seluruhnya ditujukan untuk mempertahankan homeostasis.
10) Sistem endokrin adalah sistem kontrol utama lainnya. Sistem ini terutama penting untuk mengontrol konsentrasi zat-zat gizi dan, dengan menyesuaikan fungsi ginjal, mengontrol volume serta komposisi elektrolit lingkungan internal.
11) Sistem reproduksi, tidak esensial bagi homeostasis. sehingga tidak penting bagi kelangsungan hidup individu, akan tetapi sistem ini penting bagi kelangsungan hidup suatu spesies.
Gangguan pada homeostasis dapat menyebabkan penyakit dan kematian
Jika satu atau lebih sistem tubuh gagal berfungsi secara benar, homeostasis terganggu dan semua sel akan menderita karena mereka tidak lagi memperoleh lingkungan yang optimal tempat mereka hidup dan berfungsi. Jika gangguan terhadap homeostasis menjadi sedemikian berat sehingga tidak lagi memungkinkan kelangsungan hidup, timbul kematian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar