Jumat, 04 Desember 2015

PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI

A.   Definisi
Oksigenasi merupakan keseluruhan proses pertumbuhan gas antara udara atmosfer dan darah, dan antara dengan sel-sel tubuh. Oksigenasi juga merupakan upaya yang dibutuhkan untuk mengembangkan dan membuat paru berkonstraksi oksigenasi tidak lepas dari proses pernapasan. Oksigen di perlukan tubuh untuk proses oksidasi atau metabolism karbohidrat, lemak dan protein.
B.   Tujuan
Tujuan utama oksigenasi adalah menyuplai kebutuhan oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan, saat melakukan letihan fisik, infeksi atau masa kehamilan.
C.   Mekanisme oksigenasi
a.  Ventilisasi
Proses dimana gas-gas bergerak keluar masuk paru-paru sehingga terjadi peningkatan O2 oleh olveoli dan mengeluarkan O2. Ventilasi membutuhkan kordinasi otot paru dan toraks yang elastic dan persyaratan utuh.
Faktor yang mempengaruhi proses oksigenasi dalam sel adalah :
a.  Tekanan O2 atmosfer.
b.  Jalan nafas
c.   Daya kembang toraks dan paru
d.  Pusat nafas (Medula oblongata) yaitu kemampuan untuk merangsang CO2 dalam darah.

b.  Difusi gas
Proses dimana terjadi pertukarannya CO2 dan O2 pada tempat pertemuan udara dan darah (kapiler dan alveoli). Difusi merupakan gerak-gerik molekul dari suatu darah dengan konsentrasi lebih tinggi ke daerah dengan konsentrasi lebih rendah.
Faktor yang mempengaruhi difusi : 
o  Luas permukaan paru
o  Tebal membrane respirasi
o  Jumlah eryth/kadar Hb
o  Perbedaan tekanan dan konsentrasi gas
o  Waktu difusi
o  Afinitas gas

c.  Transpor
Gas pernapasan mengalami pertukaran di alveoli dan kapiler jaringan tubuh. Oksigen ditransfer dari paru- paru alveoli dan kapiler jaringan tubuh. Oksigen ditransfer dari paru- paru ke darah dan karbon dioksida ditransfer dari darah ke alveoli untuk dikeluarkan sebagai produk sampah. Pada tingkat jarinagn, oksigen ditransfer dari darah ke jaringan, dan karbon dioksida ditransfer dari jaringan ke darah untuk kembali ke alveoli dan dikeluarkan. Transfer ini bergantung pada proses difusi.
-     Transpor O2
Sistem transportasi oksigen terdiri dari system paru dan sitem kardiovaskular.  Proses pengantaran ini tergantung pada jumlah oksigen yang masuk ke paru-paru (ventilasi), aliran darah ke paru-paru dan jaringan (perfusi), kecepatan divusi dan kapasitas membawa oksigen. Kapasitas darah untuk membawa oksigen dipengaruhi oleh jumlah oksigen yang larut dalam plasma, jumlah hemoglobin dan kecenderungan hemoglobin untuk berikatan dengan oksigen (Ahrens, 1990).
Jumlah oksigen yang larut dalam plasma relatif kecil, yakni hanya sekitar 3%.
Sebagian besar oksigen ditransportasi oleh hemoglobin. Hemoglobin berfungsi sebagai pembawa oksigen dan karbon dioksida. Molekul hemoglobin dicampur dengan oksigen untuk membentuk oksi hemoglobin. Pembentukan oksi hemoglobin dengan mudah berbalik (revesibel), sehingga memungkinkan hemoglobin dan oksigen berpisah, membuat oksigen menjadi bebas. Sehingga oksigen ini bias masuk ke dalam jaringan.
-     Transpor CO2
Karbon dioksida berdifusi ke dalam sel-sel darah merah dan dengan cepat di hidrasi menjadi asam karbonat(H2 CO3 ) akibat adanya anhidrasi karbonat. Asam karbonat  kemudian berpisah menjadi ion hydrogen(H+ )dan ion bikarbonat (HCO3-) berdifusi dalam plasma. Selain itu beberapa karbon dioksida yang ada dalam sel darah merah bereaksi dengan kelompok asam amino membentuk senyawa karbamino. Reaksi ini dapat bereaksi dengan cepat tanpa adanya enzim. Hemoglobin yang berkurang (deoksihemoglobin) dapat bersenyawa dengan karbon dioksida dengan lebih midah daripada oksi hemoglobin.Dengan demikian darah vena mentrasportasi sebagian besar karbondoiksida

d.  Perfusi
Proses mengalirnya darah dari dan ke membrane kapiler dapat berlangsung pertukaran gas. Dalam proses ini perfusi terjadi pengikisan kapiler pulmonal oleh darah atau aliran darah aktual melalui sirkulasi pulmonal.
D.   Faktor yang mempengaruhi Oksigenasi
a.  Faktor psikologi
b.  Penurunan kapasitas pembawa oksigen.
c.   Penurunan konsentrasi oksigen yang di inspirasi.
d.  Hipovolemia merusakan penurunan volume darah sirkulasi yang diakibatkan kehilangan cairan destra seluler yang terjadi pada kondisi dehidrasi berat.
e.  Peningkatan lesu metabolism
f.    Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada.
g.  Faktor Perkembangan
h.  Faktor perilaku (behoviarol)
1.  Pola makan
2.  Merokok
i.    Faktor lingkungan

E.   Tanda dan gejala gangguan kebutuhan oksigenasi :
1. Adanya penurunan tekanan inspirasi / expirasi.
2. Penurunan ventilasi per menit.
3. Penggunaan otot nafas tambahan.
4. Pernafasan cuping hidung (flaring).
5. Dyspnea  kesulitan nafas / sesak.
6. Ortopnea kesulitan bernafas, kecuali pada posisi tegak / duduk.
7. Penyimpangan dada.
8. Nafas pendek.
9. Posisi tubuh 3 poin.
10. Nafas dengan bibir.
11. Ekspirasi memanjang.
12. Peningkatan diameter anterior – posterior.
13. Frekuensi nafas kurang.
14. Penurunan kapasitas vital.
15. Takikardidenyut nadi di atas normal => 90/80
16. Hiperkapnea peningkatan kadar CO dalam cairan tubuh ASIDOSIS.
17. Kelelahan
18. Somnolenkesadaran menurun.
19. Iritabilitas.
20. Hipoksiaberkurangnya kadar O.
21. AGS abnormal
22. Sianosiswarna kulit dan membrane kebiruan karena O rendah dalam darah.
23. Warna kulit abnormal.
24. Hiperkarbiakelebihan CO  45mmHg. Dalam darah arteri
25. Sakit kepala ketika bangun.
26. Abnormal frekuensi
27. Irama
28. Kedalaman nafas

F.    Perubahan pola napas
Perubahan pola pernafasan :
1.      Trachypnea      : nafas cepat 24 kali / menit
2.      Brachypnea     : nafaslambat 10 kali/menit.
3.      Hiperventilasi :  kekurangan O sehingga nafas cepat dan lambat.
4.      Hipoventilasi   : mengeluarkan karbon dioksida dengan cukup.
5.      Kusmaul          :  pola pernafasan cepat dan dangkal.
6.      Dyspnea          :  kesulitan nafas (nafasberat)
7.      Orthopnea      
8.      Biot                 :  pernafasan irama, amplitude tidak teratur.
9.      Stridor             : pernafasan bising. Contoh : spasme trakea dan obstruksi laring.

G.   Bunyi napas normal
1.      VESIKULER
-          Terdengar di semua permukaan pru, kenyaringan rendah ekspirasi lembut dan pendek.
2.      BRONKOVESIKULAR
-          Tedengar di daerah brinkus dan di daerah bronkus dan di sebelah kanan daerah paru posterior . kenyaringan sedang, ekspirasi sebnading dengan inspirasi.
3.      BRONKIAL
-          Terdengar hanya di atas trakea. Kenyaringan tinggi, bising, dan panjang.
BUNYI SUARA NAPAS TAMBAHAN
1.      Mengi (wheezing)
Suara musikal terus – menerus. Disebabkan oleh aliran udara melewati saluran sempit.
2.      Mengi inspirasi audibel (stridor)
Menunjukkan obtruksi tinggi
3.      Mengi sonor (ronchi)
Bunyi kasar seperti mengorok terdengar pada inspirasi/ ekspirasi (penumpukan lendir pada trakea atau bronkus
4.      Friction rub pleural
Kering, bergesek, atau bunyi bisa pada inflamasi permukaan pleural, paling keras pada atas permukaan anterior lateral bawah.
5.      Crackles
Bunyi tidak terus menerus, terdengar, terutama selama inspirasi dari saluran udara melalui cairan atau kelembapan.

H.   Rencana asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan oskigenasi
1.  Pengkajian
Wawancara
a.  Apakah anggota keluarga ada yang menderita penyakit yang sama
        Kebiasaan merokok
        Lingkungan tempat tinggal
        Kelelahan umum, napas pendek saat bekerja, kesulitasn tidur saat malam.
        Adanya faktor setres, perasaan tidak bahagia.
        Pemeriksanaan fisik

        Inspeksi
Saat melakukan inspeksi, perawat melakukan observasi dari kepala sempai ujung kaki untuk mengkaji, kulit dan warna membran mukosa, penampilan umum, tingkat kesadaran, keadekuatan sirkulasi : sisterik, pola pernapasan dan gerakan dinding dada.

        Perkusi
Perkusi memungkinkan untuk menentukan adanya cairan yang abnormal udara di paru-paru, atau kerja diafragma, lima nada perkusi adalah resonasi, hiperesonasi, redup, datar dan timpani.

          Auskultasi
Untuk mengindentifikasi bunyi paru, jantung yang normal, dengan diafragma setestoskop dengan keyakinan dan intensitas bunyi napas.
·      Bunyi napas veskuler (bunyi nada lebih rendah dari nada bronchial dan ada kualitas dasar) terdengar pada perifer paru normal.
·      Bunyi napas bronchial (bunyi nada tinggi) terdengar diatas trochia.
·      Bunyi napas bronchia vesikuler, (bunyi tengah antara kedua tipe diatas) terdengar kebanyakan pada area paru sekat jalan napas utama. Beberapa bunyi napas abnormal : crakles (pada pneumonias), mengi (pada asma), friction hub (pada pleurisy, rosikhi)

        Palpasi
Palpasi dada dilakukan untuk mengkaji beberapa daerah :
·      Untuk mengetahui trokal dengan pengungkapan “gg”
·      Getaran dinding dada (thrill)
·      Angkatan dada (theaves)
·      Titik impuls jantung maksimal
·      Membran masa atau benjolan siaksila atau jaringan payudara.
·      Palpasi eksternitas mengetahui dada tentang sirkulasi perifer, adanya nada perifer, temperature kulit, warna dan pengisian kapiler.

        Pemeriksaan diagnotik
      Pemeriksanaan untuk menentukan keadekuatan sistem kondusif jantung
·      Elektro kardiogram (EKG)
·      Monitor halter
·      Pemeriksaan stress latihan
·      Pemeriksaan elektro fisioliogis

          Pemeriksanan umum menentukan pengukuran miokard dan aliran darah
·      Ekokorsiograk.
·      Skintigrafi/ angiografi
·      Keterterisasia jantung dan angiografi

        Pemeriksaan umum mengukur keadekuatan ventilasi dan oksigenasi
·      Pemeriksaan fungsi paru
·      Kecepatan aliran ekspirasi puncak
·      Analisa daerah arteri (Ph, Pa, CO2, Pa O2)
·      Pengkuran Pa O2, Pa Co2, dengan oksimetri
·      Hitung daerah lengkap

        Pemeriksanaan untuk memvisoalisasi struktur sistem pernapasan.
·      Pemeriksaan sinar dada
·      Brons kopsi
·      Pemindan paru

        Pemeriksaan untuk menentukan sel-sel abnormal atau infeksi dalam saluran napas
·      Kultur tenggorok, mengusap daerah tonsil dan daerah apafaring dengan swob steril.
·      Spacimen spetum


Tidak ada komentar:

Posting Komentar